Minggu, 08 Januari 2012

Bangkitnya Ahlussunnah Wal Jama'ah

Seiring dengan merebaknya berbagai paham yang menyimpang di kalangan masyarakat kita, seperti tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), takfir (pengkafiran) tanpa alasan, penolakan dan pengingkaran terhadap empat madzhab dan lain-lain, maka pemahaman dan pengajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah harus kembali ditekankan. Karena aqidah ini adalah aqidah mayoritas umat Islam, dari masa Rasulullah hingga kini, aqidah golongan yang selamat
(al Firqah an-Najiyah). Karena itulah para ulama empat madzhab menulis berbagai karya, dari mulai tulisan mukhtasharat (ringkasan) hingga muthawwalat (buku-buku besar) dalam menerangkan aqidah Ahlussunnah ini.

Sesuatu yang patut disayangkan adalah merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah Ahlussunnah dengan klaim sebagai Ahlussunnah. Seperti paham yang mengatakan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy atau Kursi (sebagian mereka menyatakan di
langit), mengharamkan ziarah kubur, memusyrikkan orang yang bertawassul, menyatakan semua bid’ah (hal yang tidak disebut secara eksplisit dalam al Qur’an dan Sunnah) adalah sesat, dan banyak hal lainnya. Bahkan pada kurun terakhir ini telah timbul paham baru – mengikut paham salah satu sub sekte Khawarij– yang mengkafirkan penduduk suatu negara yang tidak memakai syariat Islam. Mereka mengkafirkan semua orang, baik yang duduk dalam pemerintahan negara tersebut maupun rakyat biasa. Paham-paham inilah yang mulai
merebak di masyarakat kita. Paham-paham yang jelas-jelas menyalahi apa yang telah disepakati oleh Ahlussunnah Wal Jama’ah.